STRONG WHY DUO SABAR SYUKUR
Dulu, ketikamembuat buku Duo Sabar Syukur, yang kami pikirkan pada dasarnya, dua buku ini untuk mengenalkan kita sama apa yang sejatinya perlu kita kejar.
Kang Canun konseptor utama buku ini, ingin membantu orangtua mengenalkan konsep sabar dan syukur sebagai basic Barakah Life Skill.
Karena kalau kita tidak tau apa yang dikejar, jadinya di hidup ini, kayak lari di treadmill aja, lari sih, capek, tapi jalan di tempat.
Ada penelitiannya, namanya hedonic treadmill. Singkatnya seperti ini, misal kita mengejar rumah 2M, sudah terbeli, bahagia, tapi bahagianya paling lama 3 bulan saja, lalu sesudah 3 bulan, mungkin ingin beli vila di atas gunung dengan view mantap.
Ketika dikejar siang malem, dan misal dapet lagi, eh bahagia dapet vila. Tapi kebahagiaan itu kurang lebih hanya 3 bulan saja dan malah jadi tidak puas sama apa yang didapatkan dan ingin ingin ingin lebih lagi. Seperti itu seterusnya, ini namanya hedonic treadmill.
Hedonic treadmill ini gambaran banyak orang yang tidak tahu apa sebenarnya yang ia kejar di dunia?
Apakah kebahagiaan yang dikejar?
Kesuksesan yg dikejar?
Atau apa?
Yang perlu dikejar itu justru adalah *KEBERKAHAN*.
Kenapa *Duo Sabar Syukur* perlu dikenalkan sama anak balita?
Karena kita berarti mengenalkan sama anak-anak apa yang sebenarnya perlu mereka kejar sedari mereka kecil.
Yang ternyata mengenalkan Konsep Sabar-Syukur ini, berkorelasi dengan perkembangan manajemen emosi dari anak balita sendiri.
Karena isi cerita yang ada dalam buku Duo Sabar Syukur, bersifat keseharian banget, yang akan mudah dimengerti anak.
Semoga kehadiran buku ini bisa membantu orangtua mengenalkan konsep Sabar-Syukur, sejatinya tujuan Keberkahan yang perlu kita ikhtiarkan selama di dunia.
Bismillah